-->

Mengenal 3 Pahlawan Nasional Yang Berasal Dari Riau

Publish: Redaksi ----

PEKANBARU - Hampir saja, satu lagi nama tokoh dari Provinsi Riau terpajang di 'kalender' Pahlawan Nasional. Mahmoed Marzuki yang puluhan tahun diusulkan, tidak termasuk dalam nama-nama Pahlawan Nasional yang ditetapkan Presiden melalui Surat Keputusan Presiden RI ‎115/TK/Tahun 2017.

Penganugerahan gelar pahlawan kepada Mahmoed Marzuki dikabarkan ditunda untuk tahun depan, karena ada beberapa hal yang harus dilengkapi.

Saat ini, sudah tiga nama dari Provinsi Riau yang masuk dalam Pahlawan Nasional RI. Berikut diantaranya:

 

1. Tuanku Tambusai

Tuanku Tambusai lahir di Dalu-dalu, Nagari Tambusai, Rokan Hulu, 5 November 1784. Kemudian wafat di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia pada 12 November 1882.

Tuanku Tambusai memiliki nama lengkap Tuanku Haji Muhammad Saleh. 

Ia merupakan pemimpin pasukan Dalu-dalu, Lubuk Sikaping, Padanglawas, Angkola, Mandailing dan Natal yang berperang melawan Pasukan Kolonial Belanda.

Bersama-sama dengan Tuanku Imam Bonjol dalam perang Padri, Tuanku Tambusai terkenal dengan Julukan "De Padrische Tijger van Rokan" (Harimau Paderi dari Rokan). Dan juga terkenal sebagai penyebar agama Islam.

Pengangkatan Tuanku Tambusai menjadi Pahlawan Nasional tertuang dalam SK Pres : 071 /TK/1995 bertanggal 7 - 8 - 1995.

 

2. Raja H Fisabilillah

Raja H Fisabilillah lahir di Kota Lama, Ulu Sungai Riau, tahun 1725. Wafat saat berusia 59 tahun, tepatnya 18 Juni 1784 di Teluk Ketapang Melaka.

Raja H Fisabilillah adalah seorang Raja (Yang Dipertuan Muda) Kerajaan Melayu Riau-Lingga-Johor-Pahang IV.

Ketetapan Raja H Fisabilillah menjadi Pahlawan Nasional dituangkan dalam SK Press :072/TK/1997 bertanggal 11-8-1997.

 

3. Sultan Syarif Kasim II

Lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember 1893, beliau wafat di Rumbai, Pekanbaru, 23 April 1968.

Pejuang yang namanya diabadikan juga menjadi nama bandara internasional di Pekanbaru ini dimakamkan di Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Riau.

Sultan Syarif Kasim II merupakan Sultan ke 12 Kesultanan Siak Sri Indrapura.

Menjadi Sultan, dia mendukung penuh perjuangan kemerdekaan Indonesia dan mendorong raja-raja yang ada di Sumatera Timur untuk mendukung dan mengintegrasikan diri dengan Republik Indonesia.

Tak saja itu, Sultan ini juga menyumbangkan harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk Pemerintahan Republik Indonesia.

Nilai itu setara dengan 214,5 juta gulden tahun 2014 atau 120,1 juta USD atau Rp1,47 triliun.

Keputusan menjadi Pahlawan Nasional tertuang di SK Pres : 109/TK/1998 bertanggal 6-11-1998.

Sumber : Senuju.com

(berbagai sumber)
Share:
Komentar

Berita Terkini