-->

Jokowi: Ibu Kota Negara Baru, Tak Ada Lagi banjir dan Macet

Publish: Redaksi ----

JAKARTA - Presiden sudah memutuskan akam memindahkan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan,  tepatnya berada di Kabupaten Penajam dan Kutai Kartanegara,  rancangan sudah disiapkan terkait dengan desain, tata letak dan hal yang berhubungan dengan persiapan ibu kota. 

Jokowi mengatakan pada tahun 2024 pusat pemerintahan telah selesai dibangun disana,  PNS pust akan diboyong kesana ke ibu kota negara yang baru. Pendataan dan survei bagi PNS pun sudah dilakukan pula. 

Jokowi menjanjikan di ibu kota negara yang baru tidak akan ada banjir dan macet, transportasi akan menggunakan energi terbarukan. ibu kota baru bakal memberikan kualitas hidup tinggi dengan konsep urban bagi penghuninya.

Dalam pencanangan sensus penduduk 2020 di Istana Negara, Jakarta, Jumat 24 januari 2020, Presiden Jokowi mengatakan ibu kota baru bakal memberikan kualitas hidup tinggi dengan konsep urban bagi penghuninya.

Kota tersebut akan mengandalkan energi terbarukan sehingga memiliki lingkungan yang lebih lestari dan rendah polusi. Masyarakat juga akan lebih banyak melakukan aktivitas dengan berjalan kaki, bersepeda, maupun memakai transportasi publik yang bebas emisi.

"Tidak ada ibu kota seluruh dunia seperti ini nanti. Tidak ada. Itu diferensiasinya ada di situ. Semuanya energi baru terbarukan. Transportasi massal semuanya kendaraan elektrik," kata Jokowi dilansir dari antaranews. 

Jokowi mengatakan kehidupan di ibu kota baru akan menggambarkan sebuah peradaban baru, ketika masyarakat akan lebih masif menggunakan transportasi publik yang berjenis elektrik dan kendaraan pribadi yang juga bersumber listrik. Presiden juga menjanjikan transportasi ibu kota baru akan menggunakan teknologi otonom (autonomous), alias dikemudikan tanpa awak.

"Selain itu, akan banyak orang jalan kaki, banyak orang bersepeda. Tidak ada banjir, tidak ada macet," ujar dia.

Jokowi juga menekankan salah satu prinsip penting dalam pembangunan ibu kota baru adalah bagaimana menciptakan perubahan pola dan kultur kerja masyarakat yang lebih produktif. Peningkatan produktivitas manusia diperlukan untuk membangun kualitas Sumber Daya Manusia yang jauh lebih baik, dan mampu bersaing di pasar global.

Peningkatan produktivitas juga menjadi kunci agar Indonesia mamu mengoptimalkan bonus demografi sehingga dapat keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

"Terpenting bagaimana kita bangun sebuah sistem, pindah pola kerja, kultur karena ke depan persaingan akan semakin berat. Negara yang cepat akan kalahkan yang lambat," ujar dia.

Jokowi menyatakan pembangunan ibu kota baru ini juga sebagai salah satu solusi pemerataan di Indonesia. Pemerataan ini dinilainya penting mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau.

"Konsep pemerataan pembangunan sangat diperlukan sehingga pembangunan bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.


Share:
Komentar

Berita Terkini