-->

Krisis Ekonomi Global, Pengaruhi Turunnya Harga Kelapa

Publish: Redaksi ----

INHIL - Beberapa Minggu ini terjadi Penurunan Harga Kelapa Bulat yang sangat siginifikan di Kabupaten Indragiri Hilir,ini menyebabkan terjadi banyak spekulasi akan dampak penurunan harga kelapa tersebut.

Disamping teori hukum ekonomi klasik supply and demand (permintaan dan penawaran dalam rantai supply chain sebagai katalisator indeks fluktuasi harga tersebut Dilansir dari warta ekonomi Dunia saat ini sedang mengalami krisis ekonomi yang cukup parah. 


Belum selesai krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, saat ini kita dihadapkan pada krisis pangan dan energi karena perang antara Rusia dan Ukraina. Dan krisis yang terjadi saat ini belum sampai puncaknya. Karena belum ada gejala ekonomi dunia sedang membaik.

Sambu Group merupakan perusahaan kelapa terbesar di Indonesia yang berada di Indragiri Hilir,Riau juga  mengalami dampak yang luar biasa dari krisis ekonomi.

Bank Dunia pun telah memberi peringatan tentang ancaman resesi ekonomi ini. Dalam laporan 'Global Economic Prospect' edisi Juni 2022 yang dirilis oleh Bank Dunia atau World Bank, menyebut negara-negara Eropa Timur adalah 'korban' potensial resesi. Kawasan Amerika Latin juga diperkirakan tumbuh 2,2% tahun ini, namun risiko resesi di kawasan tersebut tidak tertutup.

Amerika pun di tengah ancaman resesi ekonomi. Di tengah inflasi umum yang melesat, AS melaporkan inflasi inti di negara tersebut justru stagnan dan cenderung melambat. Inflasi umum AS tercatat sebesar 8,6% (year on year/yoy) pada Mei tahun ini, atau menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981.

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) pada Rabu (15/06/2022), seperti yang diungkapkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto krisis pangan dan energi yang terjadi telah memicu inflasi dan perlambatan ekonomi di beberapa negara.
Beda dengan Sawit, Krisis Ekonomi Dunia bisa Berdampak pada Kelapa.

Menurut Rudy Handiwidjaja, Ketua Harian HIPKI (Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia) indonesia harus waspada mencermati krisis ekonomi global ini. 

Sebagian negara tujuan ekspor Indonesia untuk kelapa dan produk turunannya sudah mengurangi permintaan. Karena kondisi ekonomi negara mereka yang dilanda krisis ekonomi dan lesunya pasar. Dan ini  berdampak pada industri kelapa Indonesia," ujar Rudy, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (28/6/2022).

Praktisi Agrobisnis Indragiri Hilir yang Juga Dosen Fakultas Pertanian Dr.Mulono Apriyanto juga membenarkan bahwa krisis ekonomi berdampak pada komoditas kelapa yang menjadi primadona di Kabupaten Indragiri Hilir negeri hamparan kelapa dunia 

"Dia mengatakan bahwa dengan resesi ekonomi dunia yang semakin tinggi, semakin menurunkan pangsa pasar akan permintaan indragiri Hilir yang berkalibrasi dengan stok exchange komoditas tersebut,"sebut Mulono 

"Jadi jangan menjustice bahwa perusahaan secara sepihak menurunkan harga,tetapi karena permintaan yang melemah di negara negara importir produk kita ini ,"sambungnya 

Ir. Ahlim Ginting Humas Sambu Group mengatakan akan tetap menerima kelapa dari masyarakat Indragiri Hilir walaupun stok cukup banyak dan belum bisa dikeluarkan dari gudang penyimpanan.

"Kalau Santan tidak laku bisa kami ubah menjadi minyak,sedangkan jika air kelapa  tidak akan bisa di ubah karena telah tersimpan lama,"sebutnya 

"Kami akan membuat solusi terbaik bagi petani di kabupaten Indragiri Hilir agar kelapanya tetap bisa diterima ,"sebut anak Medan ini.

Apa Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Industri Kelapa Sambu Group?

Atas hal itu, Sambu Group saat ini tengah mengalami goncangan nyata dan cukup hebat atas dampak krisis ekonomi tersebut. 

"Produk olahan kelapa seperti santan, olahan air kelapa dan lainnya juga mengalami penurunan pada permintaan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor. Hal itu merupakan dampak dari krisis ekonomi global" ungkap A Ginting kepada media, Rabu (29/6/2022).

"Tentunya ini juga berdampak pada banyaknya jumlah stok produk yang tidak terjual," tambahnya.

Selain itu, beberapa negara yang selama ini membeli kelapa dari Indonesia termasuk dari Indragiri Hilir sudah mengurangi pembeliannya, bahkan ada yang menghentikan pembelian kelapa bulat. Hal ini berdampak sebagian besar penjualan kelapa bertumpu ke Sambu Group.

Industri kelapa akan mengupayakan secara maksimal membeli kelapa dari petani, sesuai daya dan kemampuan yang dimiliki. Namun hal ini juga ada batasnya.

"Jadi harus ada solusi bersama dari seluruh stakeholder kelapa. Tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada industri kelapa yang saat ini juga sedang mengalami kesulitan", imbuh Ginting.

Kami juga sadar bahwa harga kelapa yang rendah berdampak pada rendahnya biaya yang dialokasikan untuk pemeliharaan kebun. Hal ini dalam jangka panjang akan mengancam ketersediaan bahan baku untuk industri.

"Jadi kita berharap kondisi ekonomi segera membaik demi kebaikan bersama," tutupnya.
Share:
Komentar

Berita Terkini