-->

Kepala BPN Lampung Selatan Raih Gelar Doktor dari ITB, Angkat Inovasi di Dunia Pertanahan

Publish: Redaksi ----

BANDUNG – Kabar membanggakan datang dari dunia pertanahan! Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Lampung Selatan, Dr. Seto Apriyadi, S.ST., M.H., resmi menyandang gelar Doktor Teknik Geodesi dan Geomatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB).


Wisuda bergengsi ini digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, pada Jumat (29/8/2025). Dalam momen bersejarah itu, Dr. Seto sukses mempertahankan disertasi bertajuk:


 “Analisis Efisiensi Biaya dalam Sistem Pemetaan Kadastral Terintegrasi melalui Pendekatan Manajemen Operasional”



Disertasi ini bukan sekadar kajian akademik—namun menjadi terobosan penting dalam modernisasi administrasi pertanahan di Indonesia. Lewat risetnya, Dr. Seto menyoroti cara-cara baru untuk mempercepat, mengefisienkan, dan mengintegrasikan pemetaan kadastral, yang selama ini dikenal kompleks dan memakan biaya besar.


Riset Dr. Seto dinilai berpotensi mendorong percepatan transformasi digital di sektor pertanahan, sekaligus menjadi solusi nyata bagi peningkatan layanan publik yang lebih cepat, murah, dan transparan.


Tidak heran jika banyak pihak turut berbangga. Salah satunya, keluarga besar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung Selatan, yang mengucapkan selamat dan sukses atas pencapaian membanggakan ini.


 “Semoga ilmu dan inovasi yang dihasilkan Dr. Seto bisa menjadi inspirasi nasional dan membawa perubahan signifikan dalam sistem pertanahan kita,” ujar salah satu perwakilan PWI.



Dikenal sebagai sosok yang visioner dan berdedikasi tinggi, Dr. Seto Apriyadi tak hanya fokus pada tugas birokrasi, tapi juga terus mengembangkan diri di bidang akademik. Perjalanan meraih gelar doktor ini menjadi bukti nyata bahwa pemimpin publik pun bisa menjadi inovator dan peneliti handal.



Selamat untuk Dr. Seto! Semoga ilmu yang dimiliki menjadi berkah bagi masyarakat dan membawa kemajuan bagi sistem pertanahan di Indonesia.

Share:
Komentar

Berita Terkini