PEKANBARU – Aksi nekat seorang kontraktor bernama Hendrik menggemparkan Kota Pekanbaru. Didorong oleh rasa frustrasi akibat pembayaran proyek yang tak kunjung dilunasi selama hampir dua tahun, Hendrik memutuskan untuk membongkar drainase yang pernah dikerjakannya. Aksi ini sontak menuai perhatian dan keluhan dari masyarakat setempat.
Hendrik, yang ditemui pada Kamis (20/11/2025), menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya yang telah mengganggu ketertiban umum. Ia mengakui adanya kesalahpahaman dalam memahami mekanisme pembayaran proyek di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru.
"Saya mohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan ini. Sebenarnya, Pemkot sudah menunjukkan niat baik untuk membayar, dan prosesnya sedang berjalan," ujar Hendrik. Ia juga menambahkan bahwa drainase yang sempat dibongkarnya telah diperbaiki kembali.
Menurut pengakuan Hendrik, proyek pembangunan drainase ini telah dikerjakannya sejak Juni 2024 dengan nilai mencapai Rp800 juta. Ia mengaku menggunakan dana pribadi untuk membangun fasilitas tersebut demi kepentingan masyarakat. Namun, hingga kini, pembayaran atas proyek tersebut belum juga diterima.
"Saya membangun ini untuk masyarakat dengan uang pribadi. Tapi, kenapa sampai hari ini belum dibayar juga? Masa saya harus menunggu selama dua tahun? Modal saya sudah habis, usaha pun jadi tersendat," keluhnya dengan nada putus asa. "Kalau tahun ini tidak dibayar juga, tahun depan sudah genap dua tahun saya menunggu."
Menanggapi aksi protes Hendrik, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Pekanbaru, Martin Manouluk, menjelaskan bahwa pembayaran proyek Hendrik sebenarnya sudah masuk dalam daftar antrean.
"Tentu saja, pembayaran yang tertunda akan diselesaikan berdasarkan urutan prioritas. Namun, Bapak Hendrik ini kurang bersabar. Padahal, kami sudah sampaikan bahwa pembayaran pasti akan dilakukan tahun ini. Mohon bersabar menunggu antrean. Pembayaran yang tertunda tidak semudah pembayaran proyek yang sedang berjalan. Ada proses verifikasi, inspeksi, dan lain sebagainya," jelas Martin. ***
