-->

Mengenal Mayjen L Pusung, Pangdam Bukit Barisan yang Tegas dan Pandai Berkelakar

Publish: Unknown ----
Indragiripos.com - Mayor Jenderal (Mayjen) Lodewyk Pusung, genap setahun menjabat Panglima Kodam (Pangdam) I Bukit Barisan yang berpusat di Medan. Jenderal bintang dua ini terkenal tegas dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. Begitupun dia juga pandai berkelakar alias bercanda.

Selama Riau ditetapkan status Siaga Darurat Karhutla, sosok L Pusung memang harus mondar-mandir ke Riau. Dia acap kali memimpin rapat koordinasi di Posko Satgas Karhutla di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara 27 September 1960 ini mengemban amanahnya menjadi Pangdam I Bukit Barisan (BB) terhitung sejak 18 Agustus 2015 lalu. Dengan demikian, jabatannya sebagai orang nomor satu di Kodam I, baru setahun sebulan ini berjalan.

Saat bertugas di Sumatera Bagian Utara ini, beban yang harus dipikul tentunya persoalan Karhutla. Ketika pertama kali menjabat tahun 2015, Lodewyk Pusung dari Medan langsung terbang ke Pekanbaru yang saat itu sedang marak kebakaran lahan. Malah sampai di Pekanbaru, Jenderal yang kini usianya 55 tahun itu, terpaksa lewat jalur darat untuk kembali ke Medan. Dia harus menempuh perjalanan darat dari Pekanbaru menuju Kota Padang, Sumatera Barat, karena Riau saat itu dikepung asap pekat.

Melihat kondisi tahun lalu yang sangat gawat itu, L Pusung bertekad semua lapisan kesatuan, TNI AD, TNI AU, Polri, BPBD, BNPB masyarakat, perusahaan harus bersatu padu dalam mencegah Karhutla di tahun 2016. L Pusung tidak mengenal menyerah dalam pencegahan, walau dia harus hilir mudik dari Markas Kodam I di Medan ke Pekanbaru.

Setiap kali hadir di Rakor Karhutla, lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1985 ini, selalu dinantikan para jurnalis. Yang dinantikan tentunya statementnya yang tegas dan berwibawa. Banyak ungkapannya yang akan layak menghiasi media lokal dan nasional.

Mantan Panglima Divisi Infantri (Pangdif) I/ Kostrad ini pernah marah dalam Rakor Karhutla. Ini sehubungan dia geram sepertinya beban pencegahan Karhutla semata-mata bertumpu pada TNI dan Polri saja. Dia sempat mempertanyakan keseriusan instansi kehutanan untuk ikut andil dalam pencegahan. Sekalipun saat itu tidak menyebutkan secara tegas nama instansinya, yang pasti Lodewyk Pusing ini marah karena dinilainya bidang kehutanan kurang ikut andil dalam pencegahan Karhutla.

"TNI/Polri dalam pencegahan Karhutla sipatnya hanya membantu, Kami hadir bukan sebagai pembantu. Jangan menari-nari di atas penderitaan kami," begitulah ungkapannya dalam Rakor Karhutla pada 8 Maret 2016 lalu.

Dalam Rakor Karhutla selanjutnya, jika Pangdam I ini datang ke Riau, awak media pun akan selalu ramai untuk mendapatkan komentarnya yang pedas soal Karhutla. Kunjungan berikutnya, Lodewyk Pusung juga marah menerima laporan dari Satgas Karhutla adanya perambahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

Perambahan kawasan TNTN itu, tentunya juga berujung pada pembukaan lahan dengan cara membakar. TNI AD yang berkarir di Infantri ini, lagi-lagi mengeluarkan perintah tegas kepada Satgas. Dia meminta agar Satgas Karhutla untuk membumi hanguskan rumah-rumah atau bedeng perambah hutan di TNTN.

Atas intruksi tersebut, Satgas Darat (Korem Wira Bima), Satgas Udara ( Lanud Roesmin Nurjadin) dan Satgas Penindakan Hukum (Polda Riau), langsung terjun ke lokasi perambahan hutan. Beberapa rumah penjarah hutan negara dibakar Satgas.

Tindak tegas Satgas lainnya, juga kembali melakukan pembakaran rumah para perambah. Para perambah hutan lari kocar kacir bila sudah melihat arah heli Satgas akan turun di lokasi itu.

Sekalipun L Pusung dikenal 'garang', namun dia juga pandai berkelar. Baru-baru ini, Jumat (23/9/2016) dia kembali hadir di Rakor Karhutla. Kehadiran lagi-lagi menjadi pimpinan dalam menyikapi Karhutla. Dia menyebutkan tahun 2016 ini, Satgas gagal melakukan ulang tahun asap ke 19 tahun.

"Riau ini sudah 18 tahun terjadi kebakaran lahan dan asap pekat. Tapi tahun ini sepertinya kita gagal merayakan ulang tahun asap ke 19 tahun," kata L Pusung yang disambut gelak tawa perserta Rakor.

Sekalipun tahun 2016 ini Riau bebas asap, L Pusung tidak mengklaim jika itu keberhasilannya. Keberhasilan dalam mencegah kebakaran tahun ini, baginya merupakan kerja keras semua pihak Satgas di Riau. Kerjasama Satgas Darat, Udara, BNPB, BPBD, Manggala Agni, Perusahaan dan masyarakat, dinilainya sudah membendung tidak terjadinya kabut asap sebagai mana tahun-tahun sebelumnya.

"Keberhasilan ini, tentunya bukan karen saya, tapi ini karena kerjasama semua pihak tanpa terkecuali. Bagaimana mungkin itu keberhasilan saya, kan saya cuma datang ke Riau ini kalau ada rapat saja," kata L Pusung yang lagi-lagi disambut gelak tawa.

Dia juga sempat mencandai wartawan yang ada di Posko Karhutla. Sebab, seperti biasanya jika dia hadir akan ada ungkapan pedas.

"Wah ini wartawan pasti nunggu-nunggu ungkapan saya yang marah-marah. Senangnya wartawan ya kayak gitu," canda L Pusung yang lagi-lagi membuat suasana rapat mencair.

Sekalipun tahun 2016 ini Riau Bebas Asap, tapi baginya ke depan tetap ada tantangan. Karena bagaimanapun tak bisa dipungkuri masih ada masyarakat yang mau membuka lahan dengan cara membakar.

"Pelaku pembakaran ini hebat-hebat semua. Kita rapat akan membuat geberakan, eh besoknya sudah bocor. Kita mau bergerak ke mana, mereka (pembakar) itu tahu saja. Jangan-jangan di perserta rapat ini juga ada pelaku pembakar hutan," seloroh L Pusung yang lagi-lagi membuat suasana mencair.

L Pusung menyebutkan, bahwa keberhasilan Riau Bebas Asap tahun 2016, harus tetap dilanjutkan ke tahun berikutnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua Satgas dan masyarakat yang sudah bersama-sama memerangi Karhutla.

"Semoga tahun depan dan seterusnya Riau bebas asap," katanya. (cha/ega)


Sumber : Detiknews



Share:
Komentar

Berita Terkini