-->

Belum Resmi Naik, Harga Gas 3 Kilogram di Inhil Sudah Mahal

Publish: Redaksi ----

INHIL - Pemerintah pusat belum menaikkan harga gas LPG 3 kilogram atau mencabut subsidi gas tersebut,  sehingga harganya masih tetap normal seperti biasanya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di daerah masing-masing.

Namun di Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir harga gas tabung melon sudah naik mulai dari Rp27.000 sampai pada Rp30.000 per tabung, harga ini memang lebih mahal dari ada ketentuan Perda mengenai harga eceran tertinggi (HET)  LPG 3 kilogram di Kota Tembilahan. 

Dimana HET didalam kota Tembilahan hanya Rp19.200, harga Gas 3 kilogram itu didapati dengan harga mahal ketika berbelanja di warung -warung atau kedai sembako. Sedangkan ditingkat agen atau pangkalan harga masih tetap stabil seusai dengan ketentuan. 

Sebagaimana diketahui, Gas Elpiji bersubsidi ini dikeluhkan semakin langka pasca tahun baru 2020. Khususnya dalam Kota Tembilahan.

"Susah nyarinya sekarang," ujar Lina, seorang warga Jalan Pekan Arba, Tembilahan.

Senada, Diki, warga Jalan Batang Tuaka juga mengutarakan keluhan kelangkaan Gas tersebut.

Bahkan katanya, semakin hari ketersediaan Gas Elpiji ukuran Kg tersebut semakin sulit didapatkan. Khususnya di wilayah ia tinggal.

"Keliling nyari. Tadi aja, hampir 1 jam keliling baru jumpa. Hampir sebulan sudah kayak gini," keluhnya.

Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Indragiri Hilir menyatakan,  gas LPG 3 kilogram masih tetap aman dan stoknya juga tidak terjadi kekurangan, demikian pula dengan harga tidak ada kenaikan. 

"Saya sudah hubungi pihak SPPE, katanya masalah stok tidak ada masalah," ucap Kasi Stabilisasi Harga Bahan Kabutuhan Pokok dan Barang Penting Disperindag Inhil, Ifdiarman  Senin (20/1/2020).

Sepanjang kebutuhan agen, sambungnya, pihak LPPE selalu melayani dan tercukupi. Dan hargapun tetap sesuai standar subsidi.

Terkait keluhan masyarakat, upaya Disperindag tidak cukup sampai disini. Dalam waktu dekat, pihaknya kembali melakukan pengecekan hingga ke Agen atau Pangkalan.

"Segera kita cek ke Agen-agen dan Pangkalan," pungkasnya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah ketika Gas LPG dijual pihak warung atau kedai,  harga dijual relatif mahal. 

Ketika Gas itu berada di warung siapa yang membeli apakah masyarakat yang memang seusai peruntukannya atau bebas saja.? Realita dilapangan Gas LPG 3 kilogram itu dijual bebas kepada siapa saja yang ingin membeli. 

Permasalahan seperti ini tentu tidak hanya terjadi di Inhil saja, bahkan Pihak Pertamina sudah mengetahui makanya akan diambil langkah agar distribusi gas subsidi menjadi tertutup seperti bantuan sosial langsung tunai. Dan bahkan subsidi juga akan dihentikan karena dinilai tidak tepat sasaran. (ip1) 

Share:
Komentar

Berita Terkini