-->

Siti Rofiqoh Bakar Diri Hingga Tewas, Sebelumnya Sempat Minta Kawin di Masa Pandemi

Publish: Redaksi ----

INDRAGIRIPOS.COM - Siti Rofiqoh ditemukan salah seorang warga dalam keadaan sekarat dan badan penuh gosong usai terbakar. Tak sempat dibawa ke Rumah Sakit dia dinyatakan meninggal dunia dilokasi.

Remaja 17 tahun, Siti Rofiqoh bakar diri sampai tewas setelah minta menikah muda. Kepada keluarga, Siti Rofiqoh minta pernikahan dengan pacarnya tidak perlu dirayakan secara meriah, cukup ijab qabulnya saja.

Siti Rofiqoh juga sempat mengutarakan beberapa keinginan lainnya. Seperti ingin berlibur ke Pantai Sawarna bersama sang pacar dan keluarganya usai Idul Fitri.

Keinginan itu belum sempat terwujud, karena Siti Rofiqoh kini sudah meninggal dunia karena nekat bakar diri, pada Rabu, 10 Juni 2020 sekitar pukul 07.00 wib disebuah kebun milik keluarganya.

"Katanya mau nikah, udah enggak usah hajat-hajatan gitu, karena lagi ada ini (Corona)," kata kakak pertama Siti Rofiqoh, H saat ditemui dikediamannya di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (11/06/2020) dilansir dari suarabanten.

Siti Rofiqoh meninggalkan 6 saudara lainnya, dia merupakan anak ke lima. Memiliki empat orang kakak, dua orang adik dan satu Ibu dirumah tersebut.
Siti Rofiqoh pernah bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) di Kota Cilegon, Banten. 

Namun sejak Januari 2020, dia sudah tidak lagi bekerja dan mengisi waktu luangnya dengan membuat emping bersama Ibu dan saudaranya dirumah sebagai penghasilan untuk kebutuhan harian.

"Orangnya baik, banyak yamg suka sama dia. Tadinya kerja aja dia, di perumahan, sampe bos nya kesini, dia udah enggak kerja setengah tahun, bikin emping dirumah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sangiang Asep Saeful Rohman menjelaskan, pihaknya hanya bisa menduga jika korban sengaja membakar diri setelah sedikit cekcok dengan sang kakak.

"Kejadian sekitar 07.30 WIB dan ditemukan warga itu sekitar jam 08.00 WIB pagi. Setelah dicek, memang nggak diperiksa detail. Di TKP itu ada bekas daun-daun yang terbakar, rambut dan kulit kepala, darah juga, ada sendal dan uang dua ribu dan uang logam Rp 500," ucap Asep.

Meski begitu, dia tidak berani memastikan kematian korban karena tindakan bunuh diri atau pembunuhan. Namun disampaikan Asep, beberapa informasi sebelum kejadian cukup menguatkan jika kematian pelaku yakni dengan cara sengaja membakar dirinya sendiri.

"Memang sebelum kejadian korban terlibat konflik kecil, biasalah kakak sama adik. Terus, dia pergi dari rumah dengan marah-marah sambil bilang 'jangan ngikutin, saya mau bunuh diri'. Tapi dikiranya itu bercanda," terangnya.

"Pemilik warung yang jual BBM juga bilang, pagi itu korban sempet beli bahan bakar jenis pertalite dibungkus plastik seharga Rp 10 ribu. Bilangnya sih untuk motornya yang mogok. Nah saat berjalan pun sempat berpapasan dengan warga dan ditanya 'mau kemana?' lalu dia jawab pakai bahasa sunda 'aing mah rek paeh' (mau mati saya). Tapi orang nggak ngeh, dikira itu hanya candaan," katanya.

Namun Asep masih tidak yakin, jika motif korban melakukan tindakan bunuh diri hanya didasari cekcok dengan sang kakak. Lantaran, konflik antara kakak dan adek memang suatu hal yang biasa terjadi. Terlebih yang diributkan bukan sesuatu hal yang besar.

"Konflik kakak adik, ya biasa lah. Gitu aja. Kayak nggak boleh pulang malam. 

Namanya kakak sayang sama adik ya diingetin. Tapi standar malam di sini beda ya sama di kota. Kalau disini itu, malam itu jam 20.00 WIB saja sudah dicariin. Tapi saya pikir kalau konfliknya hanya itu saja, motif bunuh dirinya terlalu dangkal. Makanya saya nggak berani menyimpulkan, biarkan itu tugas polisi" tukasnya.

Untuk diketahui, korban R ditemukan warga yang akan beraktivitas ke kebun pada Rabu (10/6/2020) pagi dalam keadaan api masih sedikit menyala. Meski saat ditemukan korban masih bernyawa, namun sudah tidak mampu tertolong karena luka bakar yang parah di sekujur tubuh.

"Ketemu sama warga yang mau berkebun, itu warga pun sempet bingung. Pas ditemukan masih ada api yang menyala, tapi masih hidup cuma sudah sakaratul maut. Lukanya sebadan, yang parah itu luka bakar bagian kepala. 

Nggak sempat tertolong, korban meninggal di lokasi dan langsung dibawa kerumah," katanya.
Diketahui, meski saat ini kasusnya masih dalam penanganan pihak Kepolisian Resort Kota Cilegon. Namun jasad korban sudah langsung dikebumikan karena pihak keluarga merasa keberatan jika dilakukan proses otopsi terhadap jasad korban.


Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor Hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.
Share:
Komentar

Berita Terkini