LAMSEL — Deretan pakcoy hijau yang tumbuh subur di area pembinaan kemandirian Lapas Kelas IIA Kalianda menjadi saksi nyata lahirnya harapan baru bagi para warga binaan. Pada Selasa (3/12), Kalapas Kalianda, Beni Nurrahman, memimpin langsung kegiatan panen hasil budidaya hidroponik yang kini menjadi kebanggaan pembinaan di lapas tersebut.
Panen ini bukan sekadar kegiatan memetik sayuran. Di balik tiap helai daun pakcoy, tersimpan semangat perubahan, kemauan belajar, dan langkah-langkah kecil menuju masa depan yang lebih baik. Melalui program hidroponik, warga binaan dilatih memahami teknik pertanian modern, mengelola tanaman secara berkelanjutan, serta membangun kedisiplinan dan etos kerja yang dapat menjadi modal berharga saat mereka kembali ke masyarakat kelak.
> “Hidroponik ini bukan sekadar menanam sayur—ini tentang menanam kesempatan. Kesempatan untuk berubah, berdaya, dan kembali menjadi bagian yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Kalapas Beni Nurrahman.
Tak hanya bermanfaat sebagai sarana pembinaan, hasil panen hidroponik juga berpotensi memberikan nilai ekonomi serta mendukung ketersediaan pangan sehat bagi lingkungan lapas. Program ini menjadi contoh bahwa ruang pemasyarakatan bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi juga wadah untuk tumbuh dan memperbaiki diri.
Ke depan, Lapas Kalianda berkomitmen untuk terus memperluas program pembinaan aplikatif yang memberi dampak nyata. Dengan semakin banyaknya warga binaan yang terlibat, lapas berharap setiap proses yang mereka jalani dapat menjadi bekal penting bagi kehidupan setelah bebas—bekal untuk kembali, berkontribusi, dan diterima kembali sebagai bagian dari masyarakat.****
