-->

Literasi Digital di Siak: Dampak Positif Bermedia Sosial

Publish: Redaksi ----

SIAK - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital, pada Senin 19 Juli 2021 pukul 13.30 WIB - selesai di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Riau yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Kemudian, Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

AKBAR RIANDI (Relawan Bangka Belitung 1001 Digitalpreneur), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Akbar memaparkan tema “WELCOME GEN ALPHA SKILLS AND TOOLS”. 

Dalam pemaparannya, Akbar menjelaskan resiko anak dalam menggunakan media sosial seperti, menjadi kecanduan, mengakses konten negatif, cyberbullying, pelanggaran privasi, pedofil online, serta radikalisme. Masyarakat harus berpikir terlebih dahulu sebelum mengunggah sesuatu di media sosial dan memperhatikan siapa saja yang dapat melihat unggahannya, apakah terlalu membuka data atau informasi pribadi atau tidak, tidak menyinggung orang lain, tidak dalam keadaan emosi, tidak sedang memperlihatkan keburukan, serta tidak membuat orang salah paham.

Sebagai pengguna media sosial harus bertanggung jawab terhadap sikap dan tutur kata yang positif di internet, empati, lawan cyber bullying, serta sebarkan kebaikan. Tips untuk mencegah cyberbullying dengan cara, tidak merespon dan membalas aksi pelaku, adukan kepada orang yang paling dipercaya, blokin akun media sosial pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, serta simpan semua bukti dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL oleh, GINNA DESIANA (Creator Game Board Dolanan Yuk.id dan Relawan TIK Indonesia). Ginna mengangkat tema “TIPS MENJAGA KEAMANAN DIGITAL BAGI ANAK-ANAK DI DUNIA MAYA”. 

Ginna menjabarkan tantangan orang tua di dunia digital meliputi, akses internet semakin mudah, bebas terkoneksi tanpa aturan, orang tua gagap teknologi, tidak paham resiko, serta orang tua tidak tahu harus bagaimana. Era masyarakat informasi, internet dapat memberikan manfaat dan global yang positif terhadap perkembangan anak tetapi juga memiliki web gelap berisi konten yang merugikan dan membahayakan. Tips anak aman bermain internet antara lain, orang tua harus terbukan dan memberikan edukasi sebelum anak mengakses internet, orang tua menganjurkan anak menggunakan alat pengontrol konten kekerasan, pornografi, dan sensor umur di gawai, serta berikan batas waktu bermain internet maupun gawainya.

Cara pengendalian gawai untuk orang tua dan guru dengan panduan orang tua di google play meliputi, buka aplikasi google play pada gawai, tap bagian menu di bagian kiri atas, dan pilih menu panduan orang tua. Keamanan digital untuk anak dengan cara lindungi identitas anak, pilih konten yang bermanfaat untuk anak, serta ajak anak untuk berkomunikasi secara rutin. Teknologi merupakan masa depan dan dibuat untuk membantu memecahkan masalah setiap orang, tetapi pengasuhan orang tua tetap tidak dapat dipindah tangankan terhadap canggihnya teknologi. 

Sesi BUDAYA DIGITAL oleh, EDO ARRIBE (Dosen Prodi Sistem Informasi Universitas Muhammadiyah Riau). Edo memberikan materi dengan tema “PERAN LITERASI DIGITAL UNTUK MENGUBAH MINDSET KONSUMTIF MENJADI LEBIH PRODUKTIF”. 

Edo membahas perilaku konsumtif merupakan kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Akibatnya, seseorang kemudian membelanjakan uangnya dengan tidak rasional hanya sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan. Positifnya di mata perekonomian, membantu pergerakan ekonomi seperti, menambah pemasukan pajak serta membukan dan mempertahankan lapangan pekerjaan. Ciri-ciri konsumtif antara lain, memiliki gengsi yang tinggi, membeli hanya untuk status, tidak mau ketinggalan tren, dan tidak dapat mengontrol diri saat ada penawaran menarik. Dampak negatif dari perilaku konsumtif meliputi, tidak bisa mengatur dan mengendalikan diri, terjebak hutang hingga berurusan dengan penagih hutang, terjebak dalam hidup materialistis, dan hodonisme sehingga menghalalkan segala cara. 

Perilaku produktif merupakan kemampuan atau kecakapan seseorang untuk dapat menghasilkan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan imajinatif, dimana menghasilkannya dapat berupa memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya secara maksimal dengan tidak melakukan pemborosan secara efektif dan efisien. Tips menjadi produktif diantaranya, memulai dengan niat dan keyakinan, pandai melihat peluang usaha, pelajari kisah sukses orang lain, punya modal, fokus dalam melakukan sesuatu, mempelajari kemampuan menjual produk, serta berani memulai dari sekarang.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL oleh, NOVA YOHANA (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Riau Jabatan Fungsional Lektor). Nova memberikan materi dengan tema “DIGITAL LITERACY FOR PARENTS: SUITABLE AND SAFE INTERNET FOR MINORS AND TEENS”. 

Nova membahas karakteristik generasi digital meliputi, digital immigrant dan digital native. Digital immigrant merupakan generasi yang mengenal dunia internet setelah mereka dewasa. Digital native merupakan mereka yang lahir pada zaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini. Kekuatan digital pada anak dan remaja laksana pisau bermata dua karena terdapat dampak negatif dan dampak positif. Dampak positif media sosial pada anak seperti kemudahan memperolah berita atau informasi serta menghubungkan dan menjaga tali persaudaraan. Dampak negatif media sosial pada anak seperti terlalu banyak informasi dan mampu menimbulkan kecanduan yang dapat mengakibatkan sifat lebih menutup diri pada kehidupan sekitar.

Tantang orang tua di era digital mencakup, kemudahan akses internet, bebas terkoneksi tanpa aturan, anak lebih pintar dari orang tua, serta anak ingin kebebasan. Pola pengasuhan digital orang tua yang baik dengan cara, perkuat komunikasi dengan anak, bekali diri dengan terus belajar, gunakan aplikasi parental control, jadi teman atau followers anak di media sosial, bermain bersama anak di internet, serta jadi teladan digital bagi anak.

Webinar diakhiri oleh, GRACE AMALIANTY (Influencer dengan Followers 66,1 Ribu). 

Grace menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber berupa, sebagai pengguna media sosial harus bertanggung jawab terhadap sikap dan tutur kata yang positif di internet, empati, lawan cyber bullying, serta sebarkan kebaikan. Keamanan digital untuk anak dengan cara lindungi identitas anak, pilih konten yang bermanfaat untuk anak, serta ajak anak untuk berkomunikasi secara rutin.

Pola pengasuhan digital orang tua yang baik dengan cara, perkuat komunikasi dengan anak, bekali diri dengan terus belajar, gunakan aplikasi parental control, jadi teman atau followers anak di media sosial, bermain bersama anak di internet, serta jadi teladan digital bagi anak. Serta, tips menjadi produktif diantaranya, memulai dengan niat dan keyakinan, pandai melihat peluang usaha, pelajari kisah sukses orang lain, punya modal, fokus dalam melakukan sesuatu, mempelajari kemampuan menjual produk, serta berani memulai dari sekarang. (rilis)
Share:
Komentar

Berita Terkini