-->

Dukung Stimulus Ekonomi Pemerintah, ASDP Berikan Diskon Tarif Pelabuhan hingga 100 Persen

Publish: Redaksi ----


JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyambut baik kebijakan stimulus ekonomi terbaru dari pemerintah sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan sektor riil, termasuk sektor transportasi nasional.

Sebagai bentuk dukungan konkret, ASDP akan memberikan diskon tarif jasa pelabuhan hingga 100 persen*, yang berlaku mulai Kamis (5/6) pukul 00.00 WIB di sejumlah lintasan komersial. Jalur-jalur tersebut meliputi Merak–Bakauheni (reguler dan eksekutif), Ketapang–Gilimanuk, Lembar–Padangbai, Kayangan–Pototano, Sape–Labuan Bajo, Telaga Punggur–Tanjung Uban, dan Ajibata–Ambarita.

Kebijakan ini ditujukan untuk mendukung kelancaran mobilitas masyarakat, mempercepat distribusi barang dan orang, serta mendorong pemulihan ekonomi di berbagai wilayah.
“Diskon tarif jasa pelabuhan ini merupakan bentuk komitmen ASDP dalam menyukseskan program stimulus pemerintah. Kami ingin manfaatnya langsung dirasakan masyarakat, terutama pengguna jasa penyeberangan,” ujar Direktur Utama ASDP, Heru Widodo.

Pemberlakuan diskon ini menunggu terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB). Saat ini, ASDP tengah melakukan koordinasi intensif untuk memastikan kesiapan sistem, lintasan, dan pelabuhan yang terlibat dalam program ini.


ASDP optimistis stimulus ekonomi ini akan menggairahkan sektor transportasi nasional. Dengan biaya mobilitas yang lebih terjangkau, diharapkan terjadi peningkatan trafik penumpang dan kendaraan, serta efek berganda (multiplier effect) pada sektor logistik, perdagangan, dan pariwisata.

Meski demikian, tantangan di sektor transportasi masih cukup besar, mulai dari fluktuasi biaya operasional, keterbatasan akses pembiayaan, hingga infrastruktur yang belum merata di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan).

“Sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah sangat penting agar ekosistem transportasi nasional dapat tumbuh berkelanjutan. Dukungan fiskal, percepatan digitalisasi, dan regulasi yang jelas akan menjadi fondasi penting menuju sistem transportasi yang tangguh dan adaptif,” tambah Heru.


Perkuat Layanan Digital, Tingkatkan Efisiensi dan Aksesibilitas

Memasuki paruh kedua tahun ini, ASDP juga fokus memperkuat transformasi digital, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperluas rute strategis yang mendukung konektivitas antarwilayah dan destinasi wisata prioritas.

“Masyarakat kini semakin digital-savvy dan menuntut layanan publik yang cepat, mudah, dan transparan. Ferizy hadir menjawab kebutuhan tersebut,” kata Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin.

Ferizy, platform digital ASDP yang mulai dikembangkan secara masif sejak 2020, kini bukan hanya menjadi kanal pemesanan tiket daring, tetapi juga tulang punggung sistem manajemen penumpang di lintasan padat seperti Merak–Bakauheni, Ketapang–Gilimanuk, dan Padangbai–Lembar. Pada lintasan-lintasan ini, penggunaan Ferizy telah mencapai lebih dari 90% dari total transaksi harian, khususnya selama periode puncak Angkutan Lebaran 2025 yang mencatat lebih dari 2 juta pergerakan penumpang dalam dua minggu.

Shelvy menjelaskan bahwa transformasi digital ASDP tidak hanya mencakup aspek layanan pelanggan, tetapi juga operasional internal. “Saat ini, lebih dari 70 persen proses operasional ASDP telah terdigitalisasi — mulai dari pemesanan, check-in, hingga pengelolaan data kendaraan dan penumpang secara real-time. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat, akurat, dan minim hambatan di lapangan,” jelasnya.

Ke depan, ASDP juga berencana memperluas penggunaan Ferizy ke pelabuhan nonkomersial, sekaligus meningkatkan integrasi data untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis prediktif.

“Kami percaya bahwa stimulus fiskal harus dibarengi dengan inovasi layanan. ASDP ingin menjadi lebih dari sekadar operator penyeberangan — kami ingin menjadi katalisator pemulihan ekonomi nasional melalui konektivitas yang andal, efisien, dan terjangkau,” pungkas Shelvy.

Rls/ uyung
Daerah
Lamsel
Share:
Komentar

Berita Terkini