BAKAUHENI - Keresahan melanda warga Desa Hata, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, usai petir menyambar sebuah tower Base Transceiver Station (BTS) milik PT. Protelindo pada Selasa dini hari, 1 Juli 2025. Insiden yang terjadi saat hujan deras itu menyebabkan kerusakan pada puluhan rumah warga, terutama perangkat elektronik seperti TV, kulkas, pompa air, magic com, hingga menyebabkan gangguan jaringan listrik dan pemadaman di sejumlah rumah.
Tower yang tersambar diketahui melayani jaringan XL Axiata dan berdiri di Dusun 2 Hatta RT 09, tepat di tengah permukiman padat penduduk. Posisi tower yang berada terlalu dekat dengan rumah warga kini dipertanyakan keamanannya oleh masyarakat dan pihak desa.
Kepala Desa Hata, Temenggung Lekok, turun langsung ke lokasi untuk mengecek kondisi tower dan kerusakan yang dialami warganya. Ia bersama Ketua RT setempat, Yusuf, mendata dampak kerusakan dan menegaskan bahwa perusahaan pemilik tower harus bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
“Kami minta pihak perusahaan segera bertindak. Ganti kerugian warga, dan pastikan ke depannya ada peningkatan sistem keamanan pada tower. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi. Warga kami sekarang trauma dan merasa tidak aman,” tegas Kades Lekok.
Warga sendiri menyatakan keresahannya lantaran sambaran petir itu terdengar sangat keras dan menyebabkan lonjakan listrik yang tiba-tiba.
“Pompa air langsung mati, TV terbakar, listrik padam. Semua rusak. Kami takut ini kejadian lagi,” ujar salah satu warga yang terdampak.
Sementara itu, Surinto, perwakilan perusahaan dari divisi maintenance tower, mengakui bahwa tower memang mengalami kerusakan parah pada alat penangkal petirnya.
“Pengecekan rutin sudah kami lakukan sebulan sekali. Namun sambaran kali ini sangat besar. Alat tidak mampu menahan, sehingga dampaknya menyebar ke sekitar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke manajemen pusat dan saat ini sedang menunggu arahan dari pihak provider untuk menindaklanjuti tuntutan warga.
Kondisi ini membuat warga mendesak adanya relokasi tower atau setidaknya perbaikan menyeluruh pada sistem pengamanannya. Banyak yang mengaku kini tidak tenang tinggal di sekitar tower, apalagi saat hujan turun.
Desakan juga muncul agar pemerintah daerah turun tangan dan memediasi antara warga dan pihak perusahaan, untuk menjamin hak dan keselamatan warga terjaga.
Kejadian ini menjadi alarm bagi banyak desa yang memiliki BTS di dekat permukiman. Kebutuhan akan jaringan komunikasi harus dibarengi dengan komitmen tinggi terhadap keselamatan warga.
Uyung melaporkan