LAMPUNG SELATAN – Suasana depan Tugu Adipura Kalianda memanas namun tetap damai, Senin (1/9/2025), saat ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa menyuarakan aspirasi dan tuntutan mereka.
Yang mengejutkan, aksi ini langsung direspons cepat oleh jajaran pimpinan daerah. Ketua DPRD Lampung Selatan, bersama Bupati, Wakil Bupati, Kapolres, serta Dandim 0421/LS, turun langsung menemui massa aksi — langkah yang jarang terlihat dalam unjuk rasa di daerah.
Dalam pertemuan terbuka itu, para pendemo diberi ruang untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka di bawah pengawalan aparat keamanan. Ketua DPRD menegaskan komitmen lembaganya untuk serius menampung dan menindaklanjuti suara rakyat.
> “Apa yang disampaikan hari ini akan kami bawa ke forum resmi. Aspirasi masyarakat adalah bagian penting dalam menjalankan fungsi kami di parlemen,” tegasnya di tengah orasi.
Bupati Lampung Selatan pun menambahkan, pemerintah daerah tidak anti-kritik.
“Kami hadir bukan hanya untuk mendengar, tetapi untuk mencari solusi nyata. Kami ingin kebijakan yang berpihak pada rakyat, dan itu hanya bisa terwujud kalau kita mau berdialog,” ucapnya di hadapan massa.
Kapolres dan Dandim 0421/LS turut mengimbau agar unjuk rasa tetap berjalan damai dan tertib. Mereka menekankan pentingnya menjaga ketertiban dalam menyampaikan pendapat, demi keamanan bersama.
Aksi berlangsung lancar tanpa gesekan. Usai berdialog, massa kemudian menggelar doa bersama untuk almarhum Affan, korban tragedi yang terjadi pada Kamis, 28 Agustus 2025 di Jakarta. Doa juga dipanjatkan untuk kemajuan Lampung Selatan ke depan.
Momen Langka, Pesan Kuat
Aksi ini bukan hanya tentang tuntutan, tetapi juga menjadi momen langka: ketika rakyat dan pemerintah daerah berdiri sejajar, berbicara langsung tanpa perantara. Sebuah contoh nyata bahwa demokrasi bisa berjalan santun, tanpa harus saling memusuhi.
Uyung melaporkan