-->

131 Anak Indonesia Derita Gagal Ginjal Akut

Publish: Redaksi ----
Direktur Utama RSPI Prof dr Sulianti Saroso, Mohammad Syahril. ©2020 Merdeka.com/Ronald Chaniago

INDRAGIRIPOS.COM - Dari data yang diperoleh dari Januari hingga Oktober 2022 dari 14 provinsi tercatat ada 131 anak si Indonesia terkena gangguan ginjal akut misterius yang tidak diketahui penyebabnya (unknown origin).

Kementerian Kesehatan sudah membentuk tim penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak ini. Tim terdiri dari dokter IDAI dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Selain membentuk tim, Kementerian Kesehatan juga berdiskusi dengan tim dari Gambia, negara di Afrika Barat. Gambia juga mencatat kasus serupa.

"Hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang mempunyai kasus serupa tentang dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Kamis (13/10).

Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Menurut Syahril, dugaan ini perlu diteliti lebih lanjut. Sementara berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes, tidak ditemukan bakteri atau virus yang spesifik pada anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius.

"Kemenkes saat ini sedang koordinasi dengan expert dari WHO yang mengadakan investigasi kasus di Gambia untuk mengetahui hasil investigasinya," ujarnya.

Dirjen Yankes Kemenkes, lanjut Syahril, sudah menerbitkan keputusan  nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal. Keputusan ini diharapkan dapat menangani kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.

Data dari Rumah Sakit
Syahril menyebut, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada 40 anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius. Data ini bersumber dari rumah sakit.

"Tambahan kasus bulan Oktober 3 anak, sehingga total 40 anak," ucapnya.

Syahril meminta masyarakat menunggu hasil investigasi kasus gangguan ginjal akut misterius. Dia memastikan, tim saat ini terus bekerja.

"Kini masih dalam proses penelitian para ahli. Tunggu saja ya," kata Syahril.

sumber merdeka.com
editor mirwan
Share:
Komentar

Berita Terkini