Dugaan korupsi Dana Desa melalui modus pembangunan jembatan yang berjumlah tiga unit dengan titik tersebar itu dianggarkan dengan nilai fantastis Rp135, 3 juta rupiah.
Namun seiring pelaksanaan dilapangan, bangunan jembatan yang digadang-gadang dapat menjadi penopang ketahanan pangan dalam memperlancar pengangkutan hasil bumi dari kebun warga itu malah menjadi momok maut yang setiap detik mengintai para warga yang melintas diatas jembatan tersebut.
Bagaimana tidak, bangunan yang dikonsep dan diperhitungkan secara matang oleh pendamping desa (PDTi) tidak dibangun sesuai spesifikasi dan volume yang ada.
Jembatan yang dibangun menggunakaan Dana Desa Tahun 2022 tersebut tampak seperti jalan setapak biasa yang hanya dicor manual dengan semen, besi dan batu seadanya tanpa sayap penghalang di kanan dan kiri jembatan. Kemudian yang menjadi faktor ketakutan warga setempat, jembatan tersebut tidak ada pondasi dan struktur Tulangan beton (abutmen) maupun penulangan balok diafragma pada jembatan. Selain itu, tiang pondasi untuk menahan beban jembatan dengan bentangan 8 meter tidak ada satupun yang dibangun.
Sehingga warga setempat menghawatirkan jembatan yang dibangun tidak bertahan lama, ditambah lagi letak salah satu jembatan yang tidak jauh dari bibir sungai ketika diterjang air saat banjir tiba bisa saja tersapu oleh dorongan air sungai.
"Kaget saja, kok ngebangun jembatan 8 meter tapi seperti itu hasilnya. Saya lewat (jembatan) sini was-was bang, kalau tiba-tiba patah ditengah. Liat sendiri bangunan jembatannya seperti itu asal-asalan gak ada penghalang kanan-kiri dijembatan takutnya nyemplung kebawah, bisa kanyut kalau banjir," ujar salah satu warga yang mewanti-wanti namanya tidak disebut, Sabtu, (13/05).
Menurut sumber yang terpercaya media ini, pihak Inspektorat Lampung Utara melalui Irbanwil I, Munawir bersama tim telah melakukan pemeriksaan dan menegur keras sang oknum Kades Sabuk Indah inisial PN agar segera memperbaiki pekerjaannya, karena dianggap tidak memenuhi syarat dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Bahkan menurut salah satu Auditor Inspektorat Kabupaten setempat, Oknum Kades beberapa tahun lalu saat diperiksa oleh tim Irbanwil sempat mengintimidasi dengan menunjukkan kedekatannya dengan Bupati Lampura, Budi Utomo. Dari keterangan salah satu sumber Auditor disana, oknum Kades inisial PN tersebut bukan sekali ini saja bermasalah, hampir setiap tahun anggaran selalu bermasalah dan menjadi langganan dalam penemuan yang dituangkan didalam LHP oleh tim Auditor Inspektorat Kabupaten berjuluk Bumi Ragem Tunas Lampung itu.
Terpisah, Plt. Irbanwil I Lampura, Munawir saat dikonfirmasi diruang kerjanya belum lama ini, membenarkan pihaknya sedang menggarap laporan terkait hasil temuan pemeriksaan dilapangan saat melakukan pemeriksaan di Desa Sabuk Indah Kecamatan Abung Kunang.
"Tetapi laporan hasil pemeriksaan masih berproses, saat ini sedang tahap penyelesaian oleh tim. Jika ada kekurangan atau tidak sesuai pada item-item yang belum dikerjakan, pihak desa harus bertanggung jawab. Nanti kalau sudah fix laporannya, akan kita serahkan ke bagian terkait, dan apabila hasil temuan tersebut tidak diindahkan oleh Kades, Maka akan ditangani langsung oleh Irbansus," ungkapnya.
Sementara itu, Oknum Kades inisial PN saat akan dikonfirmasi di kantor desa setempat, dirinya tidak dapat ditemui, kantor desa pun tidak ada dihubungi melalui nomor telepon seluler oknum kades tidak juga memberikan respon.
Adapun anggaran pembanguan Tiga Jembatan tersebut sebagai berikut :
Jembatan pertama Volume 8 x1,5 x 3,5 Meter Rp. 44.024.000,00
Jembatan kedua Volume 8 x1,5 x 2,5 Meter Rp. 47.681.000,00
Jembatan ketiga Volume 4 x 2 x 2,5 Meter Rp. 43.601.000,00
Total Anggaran untuk pembangunan tiga jembatan tersebut mencapai Rp.135.306.000,00.
Rilis:Igbal
