SAMBU GROUP - Guna meningkatkan standar keamanan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman di wilayah perairan, PT Pulau Sambu di Guntung menggelar Table Top Exercise pada Selasa, 22 Juli 2025.
Latihan ini merupakan bagian dari implementasi berkelanjutan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code, sebuah regulasi keamanan maritim internasional yang wajib dipatuhi.
Kegiatan yang berpusat di ruang Orchid, PT Pulau Sambu, Guntung ini secara spesifik berfokus pada pelatihan dan koordinasi simulasi penanggulangan perampokan yang mungkin terjadi saat kapal berlayar.
Pelaksanaan Table Top Exercise ini selaras dengan amanat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 134 tahun 2016 tentang Manajemen Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan. Peraturan ini menjadi landasan hukum bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor maritim Indonesia untuk secara rutin melatih dan mengevaluasi sistem manajemen keamanan mereka. PT Pulau Sambu, sebagai salah satu entitas industri kelapa terpadu yang sangat bergantung pada kelancaran dan keamanan jalur laut, memandang kegiatan ini sebagai prioritas utama untuk menjamin keamanan operasional dan keselamatan seluruh personelnya.
Latihan ini tidak hanya melibatkan internal perusahaan, tetapi juga didukung penuh oleh berbagai instansi kunci yang tergabung dalam Port Security Committee (PSC) atau Komite Keamanan Pelabuhan. Kehadiran dan partisipasi aktif dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Kepolisian Perairan (Polair), Kepolisian Sektor (Polsek) Kateman, serta Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menunjukkan sinergi yang kokoh dalam menjaga kedaulatan dan keamanan maritim di wilayah tersebut. Dukungan juga datang dari pemerintah daerah setempat melalui kehadiran Kepala Desa Kateman.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas 3 Sungai Guntung, Kapten Yopan Siahaan, dalam sambutannya menekankan beberapa tujuan krusial dari latihan ini. "Kegiatan table top exercise ini memiliki tiga sasaran utama. Pertama, untuk menguji kesiapan Port Facility Security Officer (PFSO) dan para deputinya dalam menanggapi berbagai macam skenario ancaman keamanan secara cepat dan tepat," ujarnya.
"Kedua, latihan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi lintas instansi, baik itu KSOP, TNI AL, Bea Cukai, maupun Polri, dalam rangka pengamanan pelabuhan secara komprehensif. Ancaman keamanan maritim bersifat kompleks dan membutuhkan respons terpadu dari semua pihak," lanjut Kapten Yopan.
"Dan yang ketiga, adalah untuk mengidentifikasi celah-celah yang mungkin terjadi dalam sistem keamanan kita saat ini. Dengan demikian, kita dapat merumuskan langkah-langkah perbaikan yang konkret untuk masa depan, baik sebelum pelaksanaan drill di lapangan maupun saat menghadapi situasi gangguan yang sebenarnya. Latihan ini secara efektif menguji Standard Operating Procedures (SOP) dan kesigapan kita saat terjadi gangguan di lapangan," pungkasnya.
Kolaborasi antarlembaga ini menjadi inti dari keberhasilan latihan. Skenario yang dibahas mencakup berbagai tahapan, mulai dari deteksi dini ancaman, pelaporan, koordinasi antar kapal dan otoritas pelabuhan, hingga simulasi pengerahan tim respons dari TNI AL dan Polair untuk melakukan pengejaran dan penindakan terhadap pelaku kejahatan.
A. Ginting, selaku Humas Sambu Group, menyatakan bahwa komitmen perusahaan terhadap keamanan tidak hanya terbatas pada aset fisik, tetapi juga mencakup keselamatan jiwa para pelaut dan pekerja pelabuhan. "Kami berterima kasih atas dukungan luar biasa dari seluruh instansi pemerintah yang terlibat.
Pelatihan rutin seperti ini sangat vital untuk membangun budaya keamanan yang kuat dan memastikan bahwa rantai pasok kami, yang merupakan bagian penting dari perekonomian regional, dapat beroperasi dengan aman dan efisien. Ini adalah wujud tanggung jawab kami sebagai bagian dari komunitas maritim," tutur Ginting.
Dengan dilaksanakannya Drill Exercise ISPS Code Table Top ini, PT Pulau Sambu dan seluruh pemangku kepentingan di Pelabuhan Guntung menegaskan kembali keseriusan dan kesiapan mereka dalam mengimplementasikan standar keamanan internasional, serta membangun sebuah benteng pertahanan yang solid terhadap segala bentuk ancaman keamanan di laut.***