-->

Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Dinkes Inhil : Makanan MBG SPPG Kembang Mengandung Bakteri E-Coli

Publish: Redaksi ----
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Rahmi Indrasuri 

TEMBILAHAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Dinkes) merilis  hasil pemeriksaan laboratorium terhadap makanan yang diberikan pada puluhan anak yang mengalami muntah, mual dan diare, Senin (25/08/2025) di Aula Dinkes Jalan M. Boya Tembilahan. 


Sampel makanan diambil dari penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG) SPPG Kembang yang dicurigai menjadi penyebab puluhan anak muntah, mual, pusing, diare hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit pada Sabtu (23/08/2025). 


Kepala Dinkes Inhil, Rahmi Indrasuri, menegaskan bahwa dari hasil uji sampel makanan dan muntahan korban bersama Balai Karantina Kesehatan, tidak ditemukan bahan kimia berbahaya seperti boraks maupun formalin.


Ditambahkan Rahmi, Uji mikrobiologi menunjukkan adanya bakteri Escherichia coli (E. coli) pada sampel mie, sayuran, dan orak-arik telur.


Uji kimia pangan terhadap mie kuning dengan parameter boraks, metanil yellow, dan formalin, semuanya negatif atau tidak ditemukan bahan kimia berbahaya.


Sampel muntahan pasien mengandung bakteri koliform, namun bukan jenis bakteri berbahaya yang menimbulkan gangguan serius secara patofisiologis.


Bakteri Escherichia coli ini menjadi kecurigaan kuat penyebab dari banyaknya anak-anak muntah mual dan diare, saat menyantap makanan dari MBG SPPG Kembang. Memang bakteri e-Coli terdapat dua macam, ada bakteri e-Coli yang aman untuk pencernaan, namun ada pula jenis bakteri e-Coli yang berbahaya bagi pencernaan dan kesehatan tubuh pada umumnya. 


Namun, ada jenis E. coli tertentu yang dapat menyebabkan infeksi sehingga menimbulkan gejala diare, sakit perut dan kram. 


Sebagaimana dikutip dari Halodoc beberapa jenis E. coli yang berbahaya menghasilkan toksin Shiga (Shiga toxin-producing E. coli/STEC), yang dapat menyebabkan infeksi usus berat dan komplikasi serius.


Racun dari bakteri Escherichia coli tersebut dapat menular ke manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Seperti daging mentah atau setengah mata, susu mentah, dan sayuran mentah yang terkontaminasi. 


Konferensi pers tersebut juga dihadiri Kepala Yayasan SPPG Kembang, Kasat Reskrim Polres Inhil, perwakilan Kodim 0314/Inhil, Kapolsek Tembilahan Kota, Kadis Kominfopers Inhil, serta insan pers se-Kabupaten Inhil.



SPPG Kembang Mohon Maaf dan Pastikan Evaluasi Menyeluruh


Dalam rilis yang diterima media ini, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kembang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang terdampak atas kasus dugaan keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa puluhan siswa di sejumlah sekolah di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.


Pihak SPPG memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh setelah hasil uji laboratorium keluar agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.


"Berkaitan dengan musibah ini, saya sebagai penanggung jawab memohon maaf sebesar-besarnya, terutama kepada adik-adik yang terkena musibah dan keluarga. Kepada masyarakat Tembilahan serta seluruh warga Kabupaten Inhil, kami juga memohon maaf yang setulus-tulusnya," ujar Penanggung Jawab Dapur SPPG Kembang, Nurmila dalam keterangannya, Sabtu (23/8).


Sementara itu, Ketua Yayasan Kawah Insan Cendikia sekaligus Mitra Badan Gizi Nasional (BGN), Muhammad Guntur, menegaskan pihak yayasan bersama SPPG siap bertanggung jawab penuh terhadap biaya perawatan para korban. "Kami pastikan seluruh biaya perawatan yang terdampak ditanggung sampai sembuh," tegas Guntur.


Share:
Komentar

Berita Terkini